Monster reseh itu lagi-lagi gangguin aku. Kenapa sih tuh orang nggak pernah keabisan akal untuk ngusilin aku?? Awas aja tuh orang aku bakal ngebales lebih dari ini!!!
“Loh? Kepala lo kenapa Viy?” Tanya Sazzy yang tiba-tiba dateng.
“Tadi dia adu kuat sama pintu. Benjol deeehh!!!” ucap si Monster reseh itu.
“Eh…enak aja! Lo yang bikin gue jadi begini. Nggak ngaku lagi!” teriakku di depan Monster itu.
Hmmm…oke aku kenalin dulu, namaku Aviara Vikra. Aku duduk di kelas XI IPA 1. aku punya musuh bebuyutan yang sering aku sebut ‘Monster Reseh’. Nama aslinya Dion pratama. Pertama kali dia ngeresehin aku sewaktu tes tertulis penerimaan murid baru SMA. Kebetulan dia sekelas sama aku. Dan tepat duduk di belakangku. Awalnya sih aku biasa aja, secara kan belum saling kenal. Tapi sewaktu tes dimulai, dia sibuk manggilin aku untuk minjem pensil. Sewaktu aku balik badan, tiba-tiba dia ngangkat satu tangannya dan berkata, “Pak…cewek ini mau nyontek jawaban saya”. Kontan aku kaget dan terpaku dengan arah mata tajam kea rah cowok itu. dan saat aku menghadapa ke depan, sang pengawas mengerikan itu sudah ada di sisi mejaku.
“Saya peringatkan, jangan menyontek lagi. Kalau tidak, saya pastikan anda tidak akan masuk SMA ini.” Ucap pengawas itu tegas.
Setelah kejadian itu, aku langsung berdoa “semoga nih anak nggak keterima di SMA ini. dan kalaupun kami harus satu sekolah, jangan sampe sekelas ya ALLAH ! aminnn …”
Dan sialnya…doaku itu nggak terkabul. Aku dan Monster itu keterima di sekolah ini. dan lebih sialnya aku harus sekelas sama dia dari mulai MOS sampe di kelas XI ini. huuuuhh!!!
Biar kalian tahu betapa gilanya aku karena keusilannya itu, aku kasih tau sebagian keusilannya. Dulu rok OSIS aku pernah diumpetin di meja guru pas pelajaran olahraga, tali tasku diiket di bangku, rambutku dililit pake sisir sewaktu aku ketiduran di kelas, terus kaus kakiku pernah digantung di gagang pintu kelas. Alhasil, aku sudah akrab dengan BK karena Monster itu.
* * *
Hmm…pagi yang cerah. Semoga hari ini aku terbebas dari Monster ‘Dion’ si reseh itu.
“Viy…Aviara…” panggil Sazzy dari belakangku.
“ngapa sih kok lari-lari? Belum telat kok!” ucapku sambil tertawa kecil.
“kamu tau nggak? Monster lagi sakit parah sekarang!” ucap Sazzy serius.
“ooohh…pasti sakit ayan ya?udah ah biasa aja nggak usah dipikirin. Ternyata do ague terkabul! Hari ini aku terbebas dari Monster itu. senengnya!!” ucapku berseri-seri.
“kok kamu gitu Viy? Monster itu bukan sakit ayan. Dia tuh ternyata ngidap penyakit Kanker Payudara.” …Haiiiik??? “Maksud aku kanker darah” ucap Sazzy buru-buru. Jelas ucapannya itu buat alu heran. Mana mungkin??
Sesampainya di kelas…
Heeeiii…… sepi amat sih ni kelas?? Kayak kuburan! Aku masih merasa ada yang beda. Biasanya setiap aku baru dateng, aku langsung disambut sama keusilannya Monster. Tapi sekarang…STOPP!! Apasih yang aku pikirin! Ngapain mikirin si Monster reseh itu.
* * *
Hari ini, tanggal 6 oktober 2010. akan aku nobatkan sebagai hari paling nggak seru seumur hidupku –kecuali ada hari yang lebih nggak seru lagi setelah ini-. Aku yakin, kerutan di wajahku pasti nggak bertambah. Ya jelas karena aku nggak marah-marah hari ini.dan harus aku akui, aku lumayan kesepian karena Monster nggak masuk sekolah.
Denger-denger cerita sih, ternyata dia udah punya tuh penyakit semenjak SD. Dan katanya juga, dia udah sering ngejalanin operasi ini-itu. terus ada yang bilang pas SMP, Monster pernah over dosis obat. Karena dia capek terus-terusan jadi cowok yang lemah. Dia pengen cepet sembuh! Kasian dia…
Eiiiiiiittttsss….apa tadi aku bilang? Aku kasian sama Monster? Atau aku kangen? Nggak mungkin dan nggak akan pernah aku biarin itu terjadi!! NGGAK!!!
* * *
Udah seminggu Monster nggak masuk, dan hari ini anaksekelas pada mau nengokin Monster di rumah sakit. Yah, termasuk aku. Aku udah mikirin semuanya. Aku berniat untuk melakukan aksi damai sama Monster.
Sesampainya di rumah sakit tempat Monster di rawat…
Monster lagi koma, katanya keadaannya menurun drastis. Dan sekarang, di ruangan Monster penuh dnegan dokter dan perawat. Dan kami –temen sekelas Monster dan keluarga monster sendiri- hanya bisa menyaksikan sosok lemah itu dari balik kaca bening yang berjarak sekitar lima meter dari ranjang Monster, tiba-tiba bibir aku secara refleks mengucapka doa untuk Monster. Kali ini aku mendoakan Monster untuk yang baik “Semoga dia bisa sembuh ya ALLAH.”
Aku dan Sazzy saling berpandangan. Takut, kasihan, semua rasa jadi satu saat ini. “Semoga Monster bisa sembuh” bisik Sazzy kepadaku. Tiba-tiba tangisan ibu Monster membludak. Dia menangis sejadi-jadinya. Kami –teman-teman sekelas Monster- heran dan saling melemparkan tatapan yang seolah bertanya ‘apa yang terjadi?’ tapi yang jelas kami semua belum tahu jawabannya.
Saat aku melihat layer kecil di sisi kanan ranjang Monster, aku kaget dan benar-benar tidak percaya. Layar itu menampilkan garis lurus yang berjalan tanpa henti. Yang aku tahu, itu pertanda sudah tidak ada detak jantung lagi. Persis seperti di film-film. Aku meyakinkan diri, ITU NGGAK MUNGKIN!!!
“Innalillahi wa innaillahi roji’un … Dion!! Anakku!!!!” jerit ayah monster lirih. Kedua pasangan suami istri itu terduduk lemas sambil terus berlinang air mata. Dan aku…ntah tanpa sadar, aku mentikkan air mata sedih dan tidak percaya. Monster meninggal.
* * *
Pemakaman jenazah Monster ‘Dion’ akan dilaksanakan hari inipukul 9.00 WIB. Jujur aku benar-benar sedih atas kepergiannya. Dan ini nggak dibuat-buat. Dan kalian harus tahu apa yang aku rasakan sekarang, aku merasa sebagian hidupku hilang. Nggak akan ada lagi monster di hari-hariku.
Dan sekarang… aku terpaku di antara kerumunan orang-orang yang sedang menghadiri pemakaman monster. Jenazahnya sudah tertanam di dalam tanah. Dan sampai sekarang aku nggak berhenti menangis. Aku sedih…aku kehilangan…! Semua yang menghadiri pemakaman itupun sama sepertiku. Di wajah mereka tergambar kesedihan mendalam.
Saat pemakaman selesai…
“heii kamu…kamu Aviara Vikra?” Tanya seseorang. Aku tidak mengenal suaranya. Tapi yang aku tahu, di suaranya terselip kepedihan yang amat mendalam. Dan tanpa pikir panjang, aku membalikkan badanku.
“iya. Saya Aviara Vikra.” Ucapku sedikit heran. Yang aku tahu, sosok wanita ini adalah ibu dari Monster ‘Dion’.
“terima kasih kamu sudah bersimpati kepada Dion dan menghadiri pemakamannya.” Ucapnya lagi dengan sedikit senyum. Dan aku hanya mengangguk kecil dan membalas senyum ibu itu.
“rasanya saya tidak perlu banyak berbasa-basi. Saya hanya ingin menyampaikan ini untuk kamu. Tiga hari yang lalu, Dion menitipkan ini untuk kamu. Saya tidak tahu isinya.” Ucap ibu itu sambil mengulurkan tangannya ke arahku. Dan ibu Monster pun melesat cepat setelah aku menerma setumpuk kertas itu. aku terpaku disana. Dengan setumpuk kertas di tangan. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan? Tapi sedetik kemudian aku berinisiatif untuk membuka salah satu kertas itu. kertas yang jelas paling beda. Ini lebih mirip dikatakan surat. Kertas ini terbungkus amplop merah.
Viy…maafin aku. Aku pasti banyak salah sama kamu. Semua aku lakuin supaya aku bisa tetep deket sama kamu. I LOVE YOU AVIARA.
Tapi, sewaktu kamu baca surat ini, pasti aku sudah nggak ada. Jadi aku nggak mengharapkan jawaban apa pun dari kamu. Mana mau kamu jadi pacar hantu?? (hehe)
^.^ MONSTER DION
Aku tersenyum sedikit saat membaca kalimat terakhir. Aku pun melangkah menuju makam Monster. Aku duduk di salah satu sisinya. Dan aku tidak melakukan apa pun disana. Hanya air mata yang terus mengalir. Sekarang, aku baru sadar apa yang sebenernya aku rasain. I LOVE YOU TOO MONSTER DION…
* * *
Pagi ini cerah, tapi bener-bener nggak membuatku semangat. Udah nggak akan ada monster beserta keusilannya lagi. Aku berjalan gontai menuju halte. Dan tak lama kemudian, bus yang aku tunggu pun datang dan dengan segera aku masuk ke dalamnya. Pikiranku penuh dengan bayangan perasaanku sendiri. Apakah benar aku…LOVE MONSTER?? Hmmm…nggak mungkin. Apa sebenarnya yang aku rasakan?
Di saat bus berhenti untuk menurunkan penumpang, aku melihat Monster di depan sebuah minimarket. Dan dia melihat ke arahku seolah bibirnya berkata I LOVE YOU. Mataku terbelalak. Tidak percaya dengan apa yang aku lihat, aku pun langsung turun dari bus dan menuju minimarket itu. tapi, dimana Monster?? Dimana dia?
Sekejap aku sadar bahwa Monster telah meninggal dan dengan jelas aku melihatnya dikubur di dalam tanah. Mana mungkin sekarang dia disini?
Dasar…udah ninggal juga, masih aja ngusilin orang! Bisa telat nih aku. Dion…dimana pun kamu sekarang, aku mau bilang I LOVE YOU MONSTER DION!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar