Senin, 15 November 2010

“Menejalah Kehidupan Totto-chan”


Judul novel        :  Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela
Penulis               :  Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit            :  PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit      :  2008
Halaman             :  272 Halaman
Cover                :  Hard cover, bernuansa putih-pink dengan gambar    seorang gadis cilik yang sedang duduk manis dengan mengenakan baju musim dingin.



Sinopsis         :

Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis cilik bernama Totto Chan. Totto chan merupakan gadis Jepang dengan segudang rasa keingintahuan. Tetapi rasa keingintahuannya dipandang aneh oleh teman-teman dan gurunya di sekolah. Mulai dari membuka tutup laci mejanya ratusan kali untuk mengambil alat tulis dan mengembalikannya, hingga memanggil penyanyi jalanan, dan bahkan berdiri berjam-jam di depan jendela selama pelajaran berlangsung untuk berbicara pada burung wallet. Karena keanehannya itu, Totto chan terpaksa dikeluarkan dari sekolahnya. Namun ibunya merahasiakan hal ini dari Totto chan agar anaknya itu tdak bersedih dan menjadi patah semangat.

          Totto chan akhirnya dipindahkan ke sekolah yang jauh dari rumahnya bernama “Tomoe Gakuen” yang didirikan oleh Sosaku Kobayashi. Sekolah yang berlambang dua simbol kuno berbentuk koma yang berwarna hitam dan putih ini memang lain dari sekolah yang lain. Kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam gerbong kereta api yang sudah tidak dipakai lagi.

          Di sekolahnya yang baru Totto Chan merasa lebih senang. Karena dia mendapatkan kebebasan untuk berekspresi. Dia dapat memilih pelajaran apa yang akan dipelajarinya hari ini, dan setiap berangkat sekolah dia tidak perlu repot mencari baju terbaik untuk dipakainya ke sekolah karena Tomoe justru menganjurkan kepada muridnya untuk memakai baju yang sudah usang.
          Totto chan juga mendapatkan banyak teman yang baik meskipun ada sebagian dari mereka yang memiliki tubuh cacat.
Novel Totto-chan menggambarkan dunia anak-anak yang penuh dengan kepo-losan dalam memandang suatu hal. Bahasa yang digunakan lugas dan khas anak-anak. Buku ini merupakan kritik terhadap sistem pendidikan yang keras di zaman sekarang khususnya di Jepang,
          Namun sepertinya novel ini lebih pantas untuk dibaca oleh orang dewasa untuk mengenang masa kecil mereka. Karena, ada beberapa bagian cerita novel yang tidak pantas dibaca oleh anak kecil dengan alasan terlalu bebas dan berbahaya untuk ditiru.
Penasaran dengan apa yang akan terjadi dengan Totto Chan di sekolah barunya??? Coba saja baca novel aslinya.









Resentator     :
·       Fiqih Safitri
·       Juli Sekar Arum

Kelas             :  XI IPA 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar